Batu Akik Mata Kucing Puteri Ong Tin dan Syarif Hidayatullah
Menurut beberapa sumber yang tidak dapat dipercaya, asal usul masuknya batu mata kucing ke indonesia berawal dari tahun 1400 M. Dikisahkan saat itu ada seorng puteri raja Tartar yang bernama Ong Tin yang datang ke pulau Jawa. kala itu, puteri Ong Tin dikawal oleh 40 kapal yang membawa berbagai macam perhiasan, guci, giok dan sebagainya. Pada waktu itu Putri Ong Tin sedang jatuh cinta denga Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati).
Sebenarnya sebelum puteri Ong Tin ke Indonesia, Syarif Hidayatullah pernah sekali singgah di kerajaan Tartar. Ceritanya saat itu Syarif Hidayatullah sedang banyak pikiran hingga tidak bisa tidur. Kemudian Syarif Hidayatullah tertidur pulas di salah satu kapal nelayan di pelabuhan CIrebon. Berkat anugerah dan kuasanya, Syarif Hidayatullah terdampar di negeri Tiongkok.
Namun sayangnya, kehadiran Syarif Hidayatullah tidak disukai oleh Raja Tartar. Konon, Raja Tartar iri karena banyak rakyatnya yang justru lebih tertarik dengan kepribadian Syarif Hidayatullah. Di mata rakyatnya, Syarif Hidayatullah adalah sosok yang sopan, santun, halus tutur katanya, baik tingkah lakunya dan rajin beribadah. Raja Tartar takut jika popularitasnya akan tersaingi oleh Syarif Hidayatullah yang notabene hanya pendatang baru.
Kemudian Raja Tartar melakukan berbagai cara untuk merusak nama baik Syarif Hidayatullah di mata rakyatnya. Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan mengorbankan puteri kesayangannya. pada waktu itu, puteri Ong Tin dihiasi dengan bokor tembaka hingga menyerupai seorang wanita yang sedang hamil delapan bulan. Raja Tartar ingin menguji kecedasan Syarif Hidayatullah.
AKhirnya, banyak sekali tudingan miring yang ditunjukkan kepada Syarif Hidayatullah. Atas permintaan rakyat, maka terjadilah pertemuan antara Syarif Hidayatullah dengan Raja Tartar. Dalam pertemuan itulah Syarif Hidayatullah diminta untuk menjelaskan dan mempertanggungjawabkan perbuatannya terhadap puteri Ong Tin.
Raja Tartar bertanya,"Wahai Syarif Hidayatullah sebelum aku memberikan pertanyaan, coba kamu lihat sendiri apakah putriku ini hamil atau tidak."
Kemudian Syarif Hidayatullah pun menjawab, "Wahai Raja Tartar, atas ijin Allah swt, tidak ada seorang wanita yang perutnya sudah besar seperti putri anda itu yang ditanyakan tidak hamil."
Mendengar jawaban Syarif Hidayatullah. Raja Tartar pun terbahak-bahak. Kemudian Raja Tartar berkata, "Sesungguhnya puteriku tidaklah hamil, mari saya buktikan." Selanjutnya, Raja Tartar pun melucuti ikat pinggang Puteri Ong Tin untuk membuktikan bahwa jawaban Syarif Hidayatullah adalah salah. Namun Setelah ikat pinggangnya terlepas, ternyata hiasan bokor di perut puterinya hilang dan bergantii dengan hamil sungguhan.
Melihat kondisi puterinya yang seperti itu, tentu Raja Tartar pun murka. Ia menganggap bahwa Syarif Hidayatullah adalah seorang penyihir. "Wahai Syarif Hidayatullah ternyata sungguh kejam sihirmu!"
Emosi Raja Tartar yang sedang meluap-luap tersebut akhirnya berujung kepada pengusiran terhadap Syarif Hidayatullah AKhirnya, Syarif Hidayatullah pun diusir dari Tiongkok. Namun ternyata kepergiannya menyisakan luka yang begitu mendalam bagi sang puteri. Sepanjang hari, Puteri Ong Tin hanya bisa menangis dan bersedih hati.
Akhirnya kemudian Raja Tartar menyuruh puteri Ong Tin beserta pasukannya untuk pergi menemui Syarid Hidayatullah di Pulau Jawa. Tidak Hanya itu saja, Raja tartar membawakan cenderamata yang berupa berbagai macam perhiasan untuk Syarif Hidayatullah. Diantaranya perhiasan itu ada batu mata kucing dan juga batu pandan lumut.